Muntah ini sendiri berhubungan dengan rasa mual dan/ atau sistem rangsang muntah yang terdapat di sistem syaraf pusat manusia. Pada anak, muntah dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Penyebab yang banyak terjadi adalah infeksi saluran cerna. Alergi makanan juga dapat menjadi penyebab muntah.
Pada dasarnya muntah merupakan mekanisme pertahanan tubuh guna melindungi saluran cerna dari "bahaya". Hal-hal yang dianggap tubuh sebagai "bahaya" adalah kuman (virus, bakteri, parasit,dll) dan zat zat dalam makanan yang membahayakan anak. Namun jika muntah terjadi terus menerus dampaknya adalah anak beresiko mengalami dehidrasi dan kekurangan elektrolit, sehingga anak menjadi lemas dan dapat berakibat fatal bila didiamkan.
Sebelum membawa anak yang mengalami muntah ke klinik/ RS, ayah dan bunda perlu memperhatikan isi dari muntah anak. Hal-hal yang perlu dinilai adalah, warna muntah, bau, banyaknya, terdapat lendir atau hanya cairan, terdapat ampas atau tidak dan terlihat seperti apakah ampas tersebut (misalnya, nasi, sayur,dll). Perhatikan pula jika selain muntah ada gejala penyerta seperti mencret, demam, meriang, dan sebagainya.
Paparkan secara rinci pada dokter yang menangani anak ayah dan bunda karena dokter perlu tahu mengenai hal tersebut untuk mengarahkan diagnosa dan memberikan terapi yang sesuai kebutuhan anak.
Selain memberikan obat anti mual muntah sesuai anjuran dari dokter, simak tips berikut untuk tetap memberikan anak asupan cairan dan makanan selama mual/muntah:
1. Seusai memberikan obat anti mual (syrup), jangan banyak memberikan minuman (meskipun anak
tampak sangat kehausan) untuk menghindari muntah kembali dan berakibat obat keluar lagi.
2. Seusai memberi obat anti mual sebaiknya puasakan dahulu anak selama 15-30 menit dan perhatikan
apakah anak muntah kembali, jika muntah terjadi sebelum 15 menit kemungkinan obat mual pun ikut
keluar dan harus diminumkan kembali.
3. Prinsip memberi minum dan makan bagi anak dengan keluhan mual/muntah adalah "small but
frequent feeding" yaitu memberi makan dan minum sedikit demi sedikit tanpa memaksakan anak.
Minum tidak masalah bila diberikan sesendok demi sesendok makan untuk mencegah muntah
kembali.
4. Perhatikan urin anak, banyaknya, warnanya, disertai mencret atau tidak, bila anak memakai pampers
rasakan apakah berat pampers berkurang dari biasanya. Informasi ini penting bagi dokter untuk
menentukan status dehidrasi anak.
5. Perhatikan tanda dehidrasi pada anak :
Dehidrasi ringan : Anak masih aktif, cenderung tampak kehausan, bila diberi minum lebih lahap dari
biasanya
Dehidrasi sedang: Anak mulai tampak mengantuk, lemas, minum malas-malasan, perhatikan bila
wajah anak tampak cekung terutama di bagian mata (mata cowong)
Dehidrasi berat : Anak tidak sadarkan diri, pada bayi dan anak yang lebih muda dapat teraba ubun
ubun yang cekung
Bila terdapat tanda - tanda dehidrasi sedang / berat segera bawa anak ke IGD RS terdekat.
Satu lagi, jangan panik. Usahakan tetap kooperatif dengan dokter dan tim medis yang sedang berusaha mengatasi keluhan anak ayah dan bunda ya!
Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi ayah dan bunda dalam menghadapi kondisi saat si kecil muntah!